Berita Kegiatan IPM Bantul

Penguatan Daya Kreatif Basis Masa melalui Gerakan Literasi Pelajar


                                                                       

 Agus Juniyanto

Pengertian kreatif
       Kata kreatif mulai nyaring terdengar dan mulai tidak asing lagi dikalangan pelajar. Sebagian pelajar mengartikan kreatif sebagai ide baru yang muncul dari setiap individu maupun kelompok tertentu dalam menjawab permasalahan maupun kegelisahannya. Menurut KBBI “memiliki daya cipta atau memiliki kemampuan untuk menciptakan atau pekerjaan yang menghendaki kecerdasan dan imajinasi”. Sedangkan oleh tim materi Muktamar IPM ke 20 di samarinda, istilah kreatif diartikan sebagai bentuk aktifitasi, tindakan, atau strategi dalam mengatasi hambatan secara inovatif. Secara pasti, kreatif adalah hal postif milik setiap individu yang kemunculannya dibutuhkan beberapa faktor pendukung dalam diri (intenal) maupun dari luar individu (eksternal).  
Faktor pendorong kreatifitas
       Munandar (2009) menyebutkan bahwa perkembangan kreativitas dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu : 
      Faktor internal, yaitu faktor yang berasal dari atau terdapat pada diri individu yang bersangkutan. Faktor ini meliputi keterbukaan,  focus of control  yang internal, kemampuan untuk bermain atau bereksplorasi dengan unsur-unsur, bentuk-bentuk, konsep-konsep, serta membentuk kombinasi-kombinasi baru berdasarkan hal-hal yang sudah ada sebelumnya. 
Faktor eksternal, yaitu faktor yang berasal dari luar diri individu yang bersangkutan. Faktor-faktor ini antara lain meliputi keamanan dan kebebasan psikologis, sarana atau fasilitas terhadap pandangan dan minat yang berbeda, adanya penghargaan bagi orang yang kreatif, adanya waktu bebas yang cukup dan kesempatan untuk menyendiri, dorongan untuk melakukan berbagai eksperimen dan kegiatan-kegiatan kreatif, dorongan untuk mengembangkan fantasi kognisi dan inisiatif serta penerimaan dan penghargaan terhadap individual.
      Dengan adanya foktor-faktor tersebut, IPM memiliki peluang dalam menguatkan daya kreatif basis masanya melalui faktor eksternal sembari menguatkan faktor internal dari diri pelajar. Diantara peluang dalam faktor eksternal tersebut dapat ditempuh dengan gerakan literasi, yang mana gerakan tesebut telah dimunculkan oleh PP IPM dalam muktamar IPM ke 20 di Samarinda. Tujuan dalam gerakan literasi ini adalah, mengenalkan dan membudayakan tradisi literasi dalam ikatan; mewujudkan tradisi baca tulis dikalangan pelajar; dan membentuk pelajar yang berwawasan luas dan berkemajuan.
Penguatan daya kreatif dengan dilandasi semangat pencerdasan, pemberdayaan, dan pembebasan, dapat dilakukan dengan Gerakan Literasi. Gerakan Literasi Pelajar yang dimaksudkan pada artikel ini adalah perpaduan antara artikel karya Supiandi S.Pd berjudul “Menumbuhkan Budaya Literasi di Sekolah dengan Program Kata” yang telah disesuaikan dengan Gerakan Jihad Literasi yang dihasilkan dalam Muktamar IPM ke-20 di Samarinda, berikut program dari gerakan literasi pelajar yang dihasilkan:
Pojok Kata
Pojok kata, merupakan salah satu sudut ruangan tertentu yang memajang kata-kata motivasi membaca dan menulis (literasi) yang ditulis oleh pengunjung setiap masuk ke ruangan tersebut. Pojok kata tersebut berfungsi sebagai pengingat bagi Pelajar tentang pentingnya membaca dan menulis (literasi) sesuai dengan kata motivasi yang pengunjung ruangan buat ketika masuk ke ruangan tersebut. Metode ini dimaksudkan untuk membangkitkan kembali semangat literasi dikalangan pelajar dari pribadinya sendiri. 
Kajian Literasi
merupakan salah satu bentuk agenda metoring kata yang bertujuan membawa pemahaman bagi Pelajar tentang pentingnya membaca dan menulis (literasi). Kajian literasi dalam pelaksanaanya diadakan menyesuaikan kemampuan Pimpinan dengan dipandu oleh mentor yang telah dipersiapkan oleh pimpinan diatasnya, misalkan hari sabtu pukul 17.30 – 18.00. Tugas mentor dalam Kajian literasi adalah memaparkan materi tentang, apa itu literasi, pentingnya literasi, alasan kegiatan literasi di kalangan pelajar, tahap-tahap literasi di lingkup pelajar, cara mengaplikasikan literasi di daerahnya masing-masing, seperti sekolah, masjid, perpustakaan atau sekretariatan untuk menarik kader ataupun personil yang lama terendam dalam kesibukannya. 
       Kaijan literasi selain sebagai sarana untuk memahaman pelajar tentang pentingnya membaca dan menulis (literasi). Kajian literasi juga menjadi ajang para pelajar untuk membuat karya teks yang dapat dipublikasikan melalui media yang ada pada pimpinan diatasnya, semisal majalah ataupun websait dan yang lainnya.  
      Bahkan untuk memberikan semangat pada para pelajar, pada saat bulan bahasa, dapat mengerahkan pimpinan ranting ataupun cabang untuk mengadakan lomba literasi tingkat Ranting hingga Pusat. Sehingga tanpa disadari, kajian literasi bisa menciptkan kondisi pelajar yang literat.
Jurnal Monitoring Literasi Kader
merupakan salah satu agenda dari tujuan mewujudkan tradisi membaca dikalangan pelajar, yang menekankan pada membaca dan menulis (literasi) tidak hanya ketika pertemuan, tapi bisa dimana saja dan kapan saja. Jurnal literasi kader merupakan sebuah jurnal yang memantau sejauh mana kader dalam melakukan aktivitas membaca dan menulis dengan kontrol yang bisa dilakukan pada saat pertemuan rutin oleh mentor kajian literasi, pimpinan, Pembina IPM, atau teman sebaya (tergantung tempat membaca buku, apakah dirumah, sekolah, ketika di sekretariat, atau saat kumpul dengan teman).
      Adapun komponen dalam jurnal literasi adalah (1) no, (2) judul buku, (3) jenis buku (e-book/cetak), (3) pengarang dan penerbit buku, (4) halaman buku, (5) halaman buku yang dibaca, (6) alasan membaca buku (7) manfaat membaca buku tersebut dan (8) paraf (mentor kajian literasi, pimpinan, Pembina IPM, atau teman sebaya)  menyesuaikan kebutuhan.

Arisan Kata
merupakan salah satu bentuk implementasi dari program kata yang menyasar pada kegiatan membaca dan menulis (literasi) oleh pimpinan. Arisan kata dilakukan misalkan dengan cara mengundi setiap bulan tentang tema yang akan ditulis. Tema dalam arisan kata bisa “pendidikan, sosial, ekonomi, politik, budaya, dan atau tergantung kesepakatan saat merumuskan “arisan kata” tersebut.  
      Siapa pimpinan yang mendapat arisan mendapat satu “arisan kata” dengan satu kata kunci tema. Kata kunci tema tersebut kemudian harus dibuat semacam opini atau artikel yang kemudian diterbitkan pada media sosial atau bisa dikirim ke media cetak seperti koran, tabloit, atau buletin.
Sebagai punishment, bagi yang mendapat “arisan kata” tidak mau membuat opini atau artikel, maka yang bersangkutan harus mendonasikan satu buku nonpelajaran pada pimpinan terkait atau kajian literasi. Program arisan kata ini selain untuk menumbuhkan budaya membaca dan menulis (literasi) pada pimpinan, juga untuk memberikan contoh pada pelajar dalam kegiatan membaca dan menulis (literasi) di sekolah melaui karya yang dibuat oleh pimpinan. (Supiandi : 2016)


DAFTAR PUSTAKA
Supiandi. 2016. http://simposium.gtk.kemdikbud.go.id/karya/files/tendik_1/SUPIANDI,S.Pd_18112016090219.pdf. (Online) diakses diakses pada tanggal 19 Desember 2016.
Pimpinan Pusat Ikatan pelajar Muhammadiyah. 2016. Panduan Muktamar Ikatan Pelajar Muhammadiyah “Menggerakkan Daya Kreatif, mendorong Generasi berkemajuan”. Disampaikan dalam Muktamar IPM ke-20 Samarinda Kalimantan Timur 12-16 November 2016.

Gerakan pemberdayaan pelajar kreatif, aksi-aksi kreatif, nilai kolaborasi, sharing, memberdayakan cabang dan ranting

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Dikelola oleh Bidang Pengkajian Ilmu Pengetahuan PD IPM Bantul | Desain Template oleh Templateism | MyBloggerLab Copyright © 1435H | 2014M

Gambar tema oleh richcano. Diberdayakan oleh Blogger.